Rabu, 24 Maret 2010

POTRET

Cerita tentang kebiasaan hidup sehari-hari dari keluarga yang sederhana keluarga ini menjalani hidupnya dengan penuh kasih sayang dan damai walaupun hidup serba kecukupan dan ekonomi yang minim, mereka sangat mensyukuri apa adanya. Keluarga Bu Maklum dan Pak Maklum mereka dikaruniai tiga orang anak, dua orang anak perempuan dan satu anak laki-laki, sehari hari dalam berbagai ragam budaya atau kepercayaan masyarakat yang masih melekat sampai sekarang antara perbedaan derajat, kekuasaan dan kebiasaan hidup drama ini mengingatkan bahwa kita harus menjalani hidup dengan sebaik baiknya, jujur, dan ikhlas.Suatu kebiasaan yang dimiliki semua manusia yaitu ingin mencapai suatu harapan tetapi tidak ingin menjalani suatu proses, kerja keras hanya ingin mengambil jalan pintas untuk dapat mencapainya dan kurangnya kesenjangan sosial diantara hidup orang kaya dan orang miskin, pola pikir yang kurang hingga menyebabkan kebiasaan hidup yang menyimpang dari yang sebenarnya, bertentangan dengan moral, pikiran serta keyakinan.
Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang dibanggakan, apabila kita tidak bisa menghargainya.Kita hidup berdasarkan pikiran kita sendiri, seperti saat kita tidur dan bangun karena pikiran kita sendiri, setiap orang mengerjakan sesuatu atau kegiatan yang sudah jadi tuntutannya, semua berawal dari pikiran kita, ketika kita ingin melakukan segala sesuatu dalam menjalani hidup.
Hidup ini cenderung tergantung pada orang lain, kita bisa banyak belajar berbagai perbedaan terutama perbedaan derajat kaya dan miskin yang saling bertentangan, belum tentu orang miskin bisa merasakan hidup seperti orang kaya begitu juga sebaliknya.Kaya dan miskin pun tidak hanya ditentukan dari harta atau uang, kekurangan yang lain pun bisa menentukan orang kaya atau miskin tidak hanya dengan harta dan uang, kaya pengetahuan, kaya beribadah, kaya akan kasih sayang.
Orang miskin pun belum tentu tidak punya harta dan uang, tetapi miskin akhlak, miskin moral, miskin pengetahuan, kita dapat saling belajar dari hidup orang kaya maupun orang miskin dan saling menghargai kekurangannya.Maka dari itu kita jalani hidup dengan sebaik baiknya, saling mengisi, menghargai dan menerima apa adanya, diikuti dengan kerja keras untuk mencapai harapan yang diinginkan setiap orang terutama untuk diri kita sendiri, bahwa di dunia ini kita bisa hidup menurut moral yang tinggi dan dengan cara yang rasional.
Manusia begitu senang pada system dedukasi yang bersifat abstrak sehingga siap setiap saat untuk merusak kebenaran dengan sengaja dan timbul banyak sensasi didalam perbedaan-perbedaannya.

kumpulan mimpi

Sadarilah kawan – kawan yang tengah tertindas oleh impian yang penuh imajinar, hari ini imajinar – imajinar terus menggerogoti pemikiran kalian yang menjadi sebuah kumpulan angan – angan yang penuh harapan dan terus menumpuk dalam otak kalian, terjajah oleh sebuah angan dan cita –cita dengan terus berharap dan penuh harapan. Kepuasan tanpa batas menjadikan ruang hidup ini terus terjajah oleh sekumpulan imajinar yang membentuk sebuah komposisi yang kalian jadikan sebuah landasan ideologi, untuk mencapai cita – cita yang terus berharap agar mimpi ini menjadi sebuah kenyataan.
Mungkin kalian tidak mengerti maksud kami, hari ini gerai – gerai promosi terus berterbangan dalam otak kalian, pencucian otak yang disuguhkan dengan barang – barang yang membawa kita kealam bawah sadar. Ya! Kami sebut ini dengan pola hidup konsumtif. Kepuasaan manusia tidak pernah terbatas selalu merasa kurang, merasa paling miskin entah dari mana kami harus melihat kekurangan ini.
Nusantara ini sebetulnya kaya dengan budaya, hasil alam, sumber minyak, sumber air bahkan mendapat julukan negara agraris, namun yang terlihat hari ini terjadi ketidak seimbangan antara alam dan kehidupan berbangsa. Negara ini setiap tahunnya mencetak orang – orang pintar yang berintelektual tinggi. Tapi apa yang mereka lakukan? Mereka tidak pernah menggunakan hati, yang mereka kerjakan hanya berdasarkan rasio saja. Ketidakseimbangan ini begitu terlihat nyata, bagaimana kemarahan tanah ini tidak dapat dibendung lagi, yang mereka sebut dengan bencana alam, musibah serta basa – basi lainnya. Bagaimana kinerja para dewan terhormat yang duduk di parelemen? Mereka adalah panutan, para wakil rakyat. Semua ocehan tai kucing atas nama rakyat yang mereka gembor – gemborkan lewat media masa, elektronik serta media yang lainya, apa hasil dari musyawarah mereka? Hasilnya adalah sebuah perkelahian, perdebatan antar anggota dewan, revisi undang – undang untuk rakyat, serta ocehan tai kucing yang lainnya. Apakah ini yang dinamakan dengan budaya, ciri khas nusantara yang kaya dengan ke egoisan bangsa?
Ini adalah potret dari negeri ini, adanya ketidak seimbangan antara hati dan isi otak manusia, maka tak heran jika bumi marah besar terhadap nusantara ini, karena masyarakat tidak lagi menggunakan hati tetapi lebih mengendepankan rasio - nya serta kepentingan privat.
Negara ini terus menggembor – gemborkan bahwa negara ini mengalami krisis, negara ini mengalami kerugian dalam sektor pelayanan listrik, pajak dsb. Kami tidak pernah mengerti sesungguhnya strategi apa yang tengah mereka susun? Terhipnotis oleh ramalan para pakar layaknya para normal dibawah kutipan – kutipan para ahli negara maju, yang terdikte oleh sistem kapital.
Ketidak seimbangan antara hati dan logika membawa kita kedalam kesengsaraan, tersungkur oleh sebuah sistem kapital.
Hari ini ciri khas nusantara yang begitu kaya dengan budaya, hasil alam, pertanian hanya sebuah mimpi, angan –angan serta berharap yang penuh harapan. Semuanya telah menjadi satu warna yakni modal, individualistik, ideologi bangsa ini telah berubah menjadi sistem kapital bukan lagi pancasila, bhineka tunggal ika dsb.